Jumat, 19 November 2010

Entrepeneur

Pendahuluan

a. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk yang diberikan banyak kelebihan diantara makhuluk lainnya. Selain bentukkanya sempurna dan terbaik diantara makhluk lainnya, manusia dikaruniai kemampuan untuk berpikir. Kemampuan berpikir inilah menjasikan manusia menjadi makhluk paling berbudaya

Kemampuan berpikir manusia menjadikan manusia memiliki kemampuan untuk memilih jalan hidupnya. Kekuatan memilih manusia jika digunakan dengan baik, bisa mengubah nasib dengan cepat, termasuk dalam urusannya dengan kekayaan

Ada banyak cara mencari kekayaan. Anda bebas menentukan pilihan cara mencari kekayaan. Anda bisa bekerja dan meniti karir hingga puncak, Anda bisa menikahi anak orang kaya dan berharap mendapatkan warisan, Anda juga bisa menjadi investor, dan Anda tentu juga bisa memilih kaya dengan cara menjadi pengusaha.

b. Tujuan

Untuk mengetahui kiat-kiat para pengusaha sukses di Indonesia agar menjadi sumber inspirasi untuk kita khususnya masa depan kita yang perlu kita asah untuk bekal kita nantinya.

c. Isi

KISAH usaha yang dimulai dari nol, lalu menuai sukses, mungkin bukan hal baru. Berwirausaha dari nol bukanlah sebuah perkara mudah.

Di tengah jalan, selalu saja muncul berbagai rintangan. Tetapi kisah perjalanan bisnis mereka yang merintis usaha dari nol kemudian mencapai sukses tetap menarik untuk disimak. Terlebih jika kisah tersebut dilakoni mereka yang berusia muda. Lantas, apa rahasia sukses para pengusaha muda?

Meminjam istilah Jennie S Bev, penulis juga pengajar asal Indonesia yang bermukim di California, Amerika Serikat (AS) dalam pengantar buku Kumpulan Kisah Para Pengusaha Muda yang Sukses Berbisnis dari Nol, Rahasia Jadi Entrepreneur Muda (DAR! Mizan, 2008) karya Faif Yusuf, untuk berwirausaha sebenarnya sangat mudah, yaitu dengan meningkatkan mindset dan mulai membuka bisnis sendiri.

Dalam pandangan Jennie, setiap orang adalah personifikasi sukses itu sendiri. Sebab, success is a mindset, it is not a journeyor destination (sukses adalah cara berpikir atau bersikap, bukan perjalanan maupun tujuan). Tetapi anggapan di masyarakat masih lazim ditemukan bahwa berwirausaha identik dengan para pengusaha besar dan mapan. Tidak jarang pula yang beranggapan bahwa wirausaha semata-mata hanya untuk mengejar kekayaan.

Itu sebabnya, jika berbicara tentang sosok pengusaha sukses, yang selalu dijadikan barometer adalah bagaimana para pengusaha itu menciptakan kekayaan melimpah melalui bisnis yang dibangun. Padahal tidak selalu demikian. Menurut pengusaha muda ternama, Sandiaga Salahudin Uno, keberanian dan optimisme merupakan modal awal yang harus dimiliki seseorang untuk menekuni wirausaha.

Setelah itu, kata pria yang kerap disapa Sandi ini, memilih usaha sesuai minat dan bakat dengan melihat peluang di pasar. Dengan minat yang besar, akan timbul gairah dan semangat menjalani, memelihara, dan membesarkannya.

“Terakhir, just do it now. Jangan terlalu berhitung, putuskan, mulai, dan kerjakan sekarang juga!” ungkap mantan Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) periode 2005-2008 ini. Optimisme yang diungkapkan Sandi tampaknya menjadi modal utama sejumlah pengusaha muda sukses. Sebut saja Henry Indraguna, pemilik The Auto Bridal Indonesia, tempat cuci mobil “busa salju”.

Sebelum mendirikan tempat cuci mobil yang kini beromzet Rp7,5 miliar per bulan,pria kelahiran Bandung,28 Agustus 1973 ,ini jatuh bangun dalam berusaha. Berbagai bentuk usaha dijalaninya, tetapi berkali-kali juga dia bangkrut dan kembali ke titik nol. Pria lulusan Universitas Maranatha Bandung yang semasa kuliah pernah berjualan ayam goreng ini pernah menjadi salesman berbagai produk elektronik hingga mainan.

Dia pernah menjadi salesman besar produk mainan asal China yang menyuplai ke beberapa toko mainan di Bandung. Bahkan, seusai lulus kuliah Henry pernah dipercaya mendistribusikan kartu chip Telkom senilai Rp20 miliar. Tetapi hasil kerja kerasnya lindap dalam sekejap akibat kebiasaannya berfoya-foya. Kebiasaan buruk itu pun sirna setelah dia menikahi Fangky Christina pada 2003.

Berkat ide membuka usaha cuci mobil dari mertuanya dengan bermodalkan Rp150 juta, dia mulai membuka usaha cuci mobil pada akhir 2003. “Jumlah ini sebenarnya cukup kecil untuk membuka usaha,” ujar Henry. Dari modal sebesar itu, Rp35 juta dia gunakan untuk menyewa tempat seharga Rp75 juta. Sisanya dibayar setelah tiga bulan usahanya berjalan.

Sisa dari modal untuk peralatan. Tetapi Henry terpaksa berutang untuk menutupi kekurangan biaya peralatan. Pada awalnya usaha Henry kurang diminati masyarakat. Tetapi bagi Henry hal itu adalah part of game yang harus dilaluinya. Keinginannya untuk mengubah citra tempat cuci mobil, yang kotor menjadi bersih dan nyaman, diwujudkan dengan inovasi cuci salju lewat The AutoBridal.

Henry pun terus melakukan inovasi dalam bisnisnya mulai cuci mobil es krim, salon mobil, motor bridal. Setiap bulan, The AutoBridal Indonesia minimal melayani 120.000 mobil dengan ongkos cuci Rp35 ribu per mobil.

“Biasanya keuntungan yang didapat 100 persen dari modal,” papar Henry. Henry meraih penghargaan OutstandingEntrepreneurship Award Asia Pacific Entrepreneurship Award (AFEA) 2008. The Auto Bridal Indonesia saat ini sudah mempunyai 84 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Henry kini sedang berupaya melebarkan sayap bisnisnya ke negeri jiran Malaysia.

Kisah sukses lainnya ditunjukkan Yesaya Surya Widjaya, pemilik PT Raja Baksomas Mandiri yang kini sudah memiliki 14 restoran dan 40 mitra. Yesaya, pria peraih master lulusan Hawaii Pacific University bidang komputer, mengembangkan bakso dan makanan beku (frozen food) dengan aneka rasa seafood. Yesaya awalnya hanya menjalankan bisnis orangtuanya yang dibangun pada 1982.

Karena sering membantu melayani pelanggan sejak kecil, pria kelahiran Jakarta, 31 Januari 1971, ini sangat akrab dengan dunia kuliner. Setelah menamatkan pendidikan S-2 pada 1998, Yesaya mulai mempelajari manajemen kerja restoran. Dari situlah dia mengamati kegemaran masyarakat terhadap selera makan yang akhirnya menginspirasi mengembangkan usaha bakso dengan aneka rasa.

Pada 2002 dia mulai membuka gerai baksonya secara serius dengan bendera PT Raja Baksomas Mandiri. Awalnya dia membuka lima gerai di kawasan Dunia Fantasi, Ancol, JakartaUtara, dan satu gerai di Kemayoran. Untuk membuka gerai di Kemayoran, Yesaya dibantu modal dari orangtuanya sebesar Rp55 juta.Yesaya juga berinovasi dengan membuat makanan beku.

Kini, lewat usahanya,Yesaya bisa meraih omzet Rp200 juta per bulan. Kisah-kisah sukses yang ditunjukkan Henry dan Yesaya seperti juga diungkapkan Faif dalam bukunya. Keberhasilan berwirausaha tidaklah semata-mata dinilai dari seberapa berhasil seseorang mengumpulkan kekayaan, tapi lebih bagaimana seseorang bisa membentuk, mendirikan, dan menjalankan usaha dari sesuatu yang tidak ada sebelumnya atau belum berjalan.

TIPS MENJADI PENGUSAHA MUDA DAN SUKSES

Kalau kita ingin sukses tentu tidak mudah, tentunya ada kelemahan dan kelebihan daripekerjaan kita itu, begitu juga dengan wirausahawan, nah agar kita bisa menjadi pengusaha yang sukses mari ikuti tips-tips berikut ini :

1. Kemampuan untuk mengembangkan fokus yang jelas.
Anda harus tahu betul apa yang membuat usaha Anda berbeda dari para pesaing. Kembangkan sebuah visi dan laksanakan, jangan beralih dari satu ide ke ide yang lain. Banyak pengusaha gagal karena mereka merasa bahwa ide baru yang mereka temukan lebih menarik daripada yang mereka jalankan sekarang.

2. Harapan yang realistis.
Jika Anda melakukan diet dan berharap bisa menurunkan berat badan lima kilo pe rminggu, Anda pasti akan kecewa dan menyerah. Jika tujuan Anda lebih realistis, kemungkinan besar Anda akan tetap berpegang padanya dan berhasil. Sangat jarang ada orang yang “kaya mendadak”.

3. Kemauan untuk membuat rencana.
Para pengusaha paling sukses adalah orang-orang yang memiliki tujuan dan rencana yang jelas untuk meraihnya. Mereka mempelajari pasar, persaingan, dan mekanismenya, serta bersedia mempelajari sungguh-sungguh semua kendala yang mungkin akan dihadapi.

4. Fleksibilitas dan adaptabilitas.
Selain membutuhkan rencana dan fokus yang jelas, Anda juga perlu memiliki fleksibilitas dalam menanggapi perubahan situasi. Dalam bisnis, dan juga hidup, segalanya berubah, dan masalah pasti ada.

5. Kemampuan untuk mengatasi kekhawatiran karena harus menjual.
Dalam artian tertentu, semua pengusaha adalah penjual. Anda tidak boleh takut berhadapan dengan konsumen, memotivasi pegawai, dan menjalin hubungan baik dengan pemasok. Anda tidak harus punya keahlian tersebut saat memulai usaha, tetapi Anda harus mempelajarinya agar usaha Anda tetap berjalan.

6. Bersedia bekerja keras.
Tidak ada jalan pintas disini; menjalankan usaha berarti bekerja keras sepanjang waktu.

7. Tujuan pribadi yang jelas.
Kita semua punya keinginan yang berbeda-beda. Kita ingin punya banyak uang dan sekaligus sudah berada di rumah saat anak-anak pulang sekolah. Kita ingin mengontrol semua kegiatan tetapi produk dan jasa yang kita hasilkan sangat beragam. Tujuan-tujuan tersebut jelas saling bertentangan satu sama lain. Untuk mencapai keberhasilan, Anda harus fokus pada apa yang benar-benar penting bagi Anda dan apa yang dapat Anda capai.

8. Pengalaman.
Anda tidak perlu berpengalaman sebagai manajer sebuah perusahaan mobil untuk memulai bisnis mobil bekas, tetapi Anda harus punya pengalaman dalam bidang terkait atau pengalaman dalam menerapkan kemampuan yang Anda miliki sebagai manajer, sebelum mengawali suatu usaha.

Rabu, 10 November 2010

MOTIVASI BELAJAR

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pentingnya peranan motivasi dalam proses pembelajaran perlu dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada siswa. Motivasi dirumuskan sebagai dorongan, baik diakibatkan faktor dari dalam maupun luar siswa, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi atau memuaskan suatu kebutuhan. Dalam konteks pembelajaran maka kebutuhan tersebut berhubungan dengan kebutuhan untuk belajar. Teori behaviorisme menjelaskan motivasi sebagai fungsi rangsangan (stimulus) dan respons, sedangkan apabila dikaji menggunakan teori kognitif, motivasi merupakan fungsi dinamika psikologis yang lebih rumit, melibatkan kerangka berpikir siswa terhadap berbagai aspek perilaku.

B. Tujuan

Usaha untuk meningkatkan motivasi belajar siswa memerlukan kondisi tertentu yang mengedepankan keterlibatan dan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Sejauh mungkin siswa perlu didorong untuk mampu menata belajarnya sendiri dan menggunakan interaksi antarpribadi dengan teman dan guru untuk mengembangkan kemampuan kognitif/intelektual dan kemampuan sosial. Di samping itu, keterlibatan orang tua dalam belajar siswa perlu diusahakan, baik berupa perhatian dan bimbingan kepada anak di rumah maupun partisipasi secara individual dan kolektif terhadap sekolah dan kegiatannya

C. isi

MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN

A) MOTIVASI

Definisi Motivasi

Motivasi ialah penggerak kepada kemahuan dan keinginan hendak berjaya ataupun hendak mencapai sesuatu. Motivasi boleh juga dikatakan sebagai rangsangan untuk kejayaan seseorang ataupun rangsangan hendak mengelakkan diri daripada kegagalan. Orang yang mempunyai motivasi bererti dia sudah memperoleh kekuatan bagi mencapai kecemerlangan dalam hidup sama ada di dunia ataupun akhirat ataupun keduanya sekali. Ahli psikologi memfokuskan pada tiga persoalan asas mengenai motivasi iaitu :

1. Apakah yang menyebabkan seseorang memulakan satu tingkah laku?

2. Apakah yang menyebabkan seseorang bergerak ke arah matlamat atau impian?

3. Apakah yang menyebabkan seseorang tabah dan berkeras hendak mencapai impian itu?

Motivasi berasal daripada perkataan Inggeris iaitu motivation yang bermakna bersemangat. Motivasi adalah sesuatu yang ada (ataupun tiada) dalam diri dan minda yang akan menentukan kejayaan ataupun kegagalan dalam apa jua perkara yang dilakukan.

Wikipedia mendefinisikan motivasi sebagai suatu proses untuk menggalakkan sesuatu tingkahlaku supaya dapat mencapai matlamat-matlamat yang tertentu.

Menurut Kimble, et al(1984) motivasi adalah proses yang terjadi dalam diri yang menciptakan tujuan dan memberikan tenaga bagi tingkahlaku seseorang iaitu daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktiviti-aktiviti tertentu demi mencapai suatu tujuan.

Kategori Teori Motivasi

I) Teori Keperluan

i) Teori Hierarki Keperluan Maslow

Teori Maslow (Teori Hierarki Keperluan Maslow) sering digunakan untuk meramal tingkahlaku orang dalam kelompok atau organisasi, dan bagaimana memanipulasi atau membentuk tingkahlaku tersebut dengan cara memenuhi keperluannya. Ianya bertolak dari dua andaian dasar iaitu :

1. Manusia selalu mempunyai keperluan untuk berkembang dan maju;

2. Manusia selalu berusaha memenuhi keperluan yang lebih pokok terlebih dahulu sebelum berusaha memenuhi keperluan lainnya, bermaksud keperluan yang lebih asas harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum keperluan tambahan yang lebih tinggi mengendalikan tingkah laku seseorang.

Yang penting daripada pemikiran Maslow ini adalah keperluan yang telah dipenuhi ( sebahagian atau keseluruhan) akan berhenti daya motivasinya, kemudian motivasinya berpindah ke upaya untuk memenuhi keperluan lainnya yang lebih tinggi.

Pemahaman tentang adanya hubungan yang erat antara tingkah laku dan keperluan adalah penting untuk dapat mencipta kepuasan atau mengurangi ketidakpuasan individu anggota kelompok.

Melalui pengamatan terhadap tingkahlaku anggota kelompok dan dikaitkan dengan tingkat keperluannya, maka dapat dilakukan tindakan tertentu oleh anggota lainnya atau oleh pimpinan kelompok dalam rangka membentuk sebuah kelompok yang jitu.

ii) Teori McClelland

Teori McClelland adalah teori motivasi yang berhubung erat dengan proses belajar.

l Ia mengemukakan bahawa keperluan individu merupakan sesuatu yang dipelajari dari lingkungan kebudayaannya.

l Orang yang tidak pernah melihat dan mendengar tentang televisyen, tidak akan pernah termotivasi untuk memiliki televisyen.

l Oleh itu, motivasi yang bersumber dari adanya upaya untuk memenuhi keperluan, merupakan sesuatu yang dapat dipelajari dan diajarkan.

l McClelland membahaskan tiga jenis keperluan iaitu :

1. n-Ach (need for achievement), iaitu keperluan individu kepada prestasi

2. n-Aff (need for affiliation), iaitu keperluan individu kepada teman

3. n-Pow (need for power), iaitu keperluan individu kepada kekuasaan.

Tinggi atau rendahnya tingkat keperluan seseorang akan menentukan kuat atau lemahnya motivasinya untuk mencapai tujuan tersebut.

Mereka yang mempunyai n-Ach tinggi lebih senang menetapkan sendiri tujuan hasil kerja yang akan dicapai, dengan mengukur kemampuan sendiri, kerja yang efisien serta bertanggungjawab terhadap penyelesaian masalah yang ada.

II) Teori Proses

i) Teori Pembentukan Matlamat (Goal-setting Theory)

Teori pembentukan maklumat merujuk kepada pengesahan sesuatu matlamat. Setiap orang mempunyai matlamat dalam hidupnya. Matlamat merupakan sumber motivasi yang penting. Teori ini memberi kejelasan matlamat dengan lebih khusus yang digariskan oleh pihak pentadbir dan pembentukan matlamat oleh individu itu sendiri.

Contoh : Cikgu Rahmat akan mengajar lebih tekun supaya akhirnya dia diberi anugerah “Guru Cemerlang” dan diberi kenaikan pangkat oleh Pengetua.

ii) Teori Jangkaan

Teori jangkaan menumpukan pemilihan kelakuan yang membawa kepada ganjaran atau upah yang hendak dicita-citakan. Dalam teori ini, individu-individu akan menilai strategi-strategi tertentu seperti bekerja keras dan berusaha lebih dan akan memilih kelakuan yang diharapkan mendapat ganjaran seperti kenaikan gaji atau penghargaan yang bernilai bagi individu itu.

Contoh :

Apabila seseorang pekerja yang bekerja kuat akan mendapat gaji yang lebih (melalui komisyen), maka teori ini menjangkakan bahawa pekerja itu akan bekerja keras untuk mendapatkannya (kelakuan yang bermotivasi).

iii) Teori Persamaan (Teori Ekuiti)

Teori Persamaan disebut juga sebagai Teori Ekuiti. Seseorang itu akan membuat perbandingan diantara input-output kerjanya dengan input-output rakannya. Sekiranya seseorang itu menganggap ketidakseimbangan atau ketidakadilan wujud di antara ganjaran atau penghargaan dengan usaha yang dilakukan, maka ia akan cuba mengurangkan usahanya.

Antara input kerja yang terlibat ialah usaha, kemahiran, pelajaran dan prestasi yang dibawa ke dalam kerja. Hasil atau output meliputi gaji, kenaikan pangkat, penghargaan, pencapaian, dan darjat.

Dengan memahami proses timbulnya motivasi yang terjadi dalam diri individu, kita dapat memanipulasi tingkahlaku seseorang untuk mencapai tujuan yang kita inginkan.

B) PEMBELAJARAN

Definisi Pembelajaran

Pembelajaran adalah perubahan tingkah laku, iaitu perubahan yang lebih maju, lebih tinggi dan lebih baik daripada tingkah laku yang sedia ada sebelum aktiviti pembelajaran.

Pembelajaran juga bermaksud perubahan tingkahlaku yang disebabkan oleh pengalaman. Perubahan fizikal seperti bertambahnya ketinggian, bukannya pembelajaran. Kriteria perubahan nampak pada tingkah laku dan perubahan terhasil dari pengalaman dan latihan

Ada tiga jenis pembelajaran iaitu :

1. Pembelajaran formal

Pembelajaran yang disediakan oleh institusi-institusi pembelajaran atau latihan yang berstruktur untuk tujuan pensijilan.

2. Pembelajaran informal

Pembelajaran yang terhasil daripada aktiviti seharian yang berkaitan dengan tempat kerja, keluarga atau masa lapang. Pembelajaran ini tidak berstruktur dan bukan untuk tujuan pensijilan.

3. Pembelajaran nonformal

Pembelajaran jenis ini tidak dikendalikan oleh institusi pembelajaran atau latihan serta bukan untuk tujuan pensijilan. Ia masih berstruktur kerana mengikut jadual perancangan pelajar itu sendiri.

Terdapat 6 jenis prinsip dalam pembelajaran, iaitu :

1. Kesediaan pembelajaran

2. Pengalaman

3. Unsur jenaka

4. Motivasi

5. Objektif pembelajaran

6. Menyusun pembelajaran

Perbezaan Belajar, Mengajar dan Pembelajaran

Istilah pembelajaran berhubung erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain. Mengajar meliputi segala hal yang seseorang lakukan untuk menyampaikan ilmu. Pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.

Sebenarnya belajar dapat terjadi tanpa pembelajaran namun hasil belajar akan nampak jelas dari suatu pembelajaran.

C) MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN

Dalam pembelajaran, kebanyakan tingkahlaku manusia boleh dibentuk dengan cara menggunakan skema-skema peneguhan, sama ada peneguhan positif atau negatif. Peneguhan ini pula boleh dilakukan secara berterusan atau secara berjadual, iaitu berkala. Teori Beck (1983) yang juga dikenali sebagai Teori Peneguhan menyatakan bahawa motivasi juga harus melibatkan faktor peneguhan, terutama sekali pemberian ganjaran sebaik sahaja selepas sesuatu yang baik serta produktif dilaksanakan. Ganjaran ini akan dilihat sebagai satu bentuk insentif bagi melaksanakan sesuatu tingkahlaku itu.

Peneguhan positif ialah stimulus atau peristiwa yang menyebabkan kemajuan dalam pembelajaran ataupun perubahan kelakuan positif. Peneguhan ini lazimnya menggembirakan dan dipanggil sebagai ganjaran. Peneguhan negatif adalah stimulus atau peristiwa yang juga menyebabkan kemajuan dalam suatu tingkahlaku tetapi untuk mengelak daripada berlaku sesuatu yang tidak dikehendaki. Contonya, seorang pemandu mematuhi arahan hadlaju jalanraya kerana tidak mahu disaman. Saman di sini merupakan peneguhan negatif. Antara jenis peneguhan, terdapat peneguhan utama dan peneguhan sekunder. Peneguhan utama terdiri daripada benda ataupun peristiwa yang memberi kesan langsung kepada kelakuan seseorang dan tidak bergantung pada pembelajaran bagi kuasa peneguhan. Contohnya, gula-gula dan mainan. Sekiranya kanak-kanak diberikan gula-gula apabila dia berkelakuan baik akan terus berkelakuan baik kerana mereka tahu mereka akan mendapat ganjaran itu. Peneguhan utama ini diberikan kepada pelajar kerana mereka belum tahu cara bertindak apabila mendapat peneguhan sekunder. Peneguhan sekunder ialah stimulus atau peristiwa yang memperkukuhkan sesuatu respons melalui pembelajaran. Peneguhan ini selalunya bersifat linguistik ataupun sosial. Contohnya pujian daripada guru, perhatian guru, markah, senyuman daripada guru ataupun apa-apa isyarat pengiktirafan daripada guru.

Jenis-Jenis Motivasi

Motivasi berpunca dari dalam ataupun dari luar diri seseorang. Dalam pembelajaran, guru perlu tahu sama ada pelajarnya cenderung kearah motivasi yang timbul dari dalam ataupun dari luar diri mereka. Ini perlu supaya guru dapat bertindak dengan sewajarnya bagi memberikan rangsangan kepada pelajarnya supaya berusaha. Motivasi yang berpunca dari dalam diri iaitu yang didorong oleh faktor kepuasan dan ingin tahu disebut ‘motivasi intrinsik’. Motivasi yang berpunca dari luar iaitu apabila kita buat sesuatu bagi mendapatkan ganjaran adalah ‘motivasi ekstrinsik’

Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik diwujudkan daripada rangsangan luaran dengan tujuan menggerakkan individu supaya melakukan sesuatu aktiviti yang membawa faedah kepadanya. Motivasi ekstrinsik ini dapat dirangsang dalam bentuk-bentuk seperti pujian, insentif, hadiah, gred dan membentuk suasana dan iklim persekitaran yang kondusif bagi mendorongkan pelajar belajar. Contohnya, pujian yang diberikan oleh guru kepada seseorang pelajar kerana kerjanya yang baik akan menyebabkan daya usaha pelajar itu meningkat. Peneguhan adalah suatu motivasi ekstrinsik yang boleh memberi kesan kepada tingkahlaku seseorang pelajar.

Di dalam kelas, guru perlu tahu jenis peneguhan yang hendak diberikan dan sekerap mana ia perlu diberikan. Ada peneguhan yang dapat diberikan dengan kerap, contohnya pujian sokongan ataupun pujukan. Menurut Kazdin(1984), peneguhan lebih berkesan sekiranya diberikan dengan kerap pada peringkat pembelajaran baru. Oleh itu, semasa pelajar mula mempelajari sesuatu tugasan yang baru, mereka sebaik-baiknya diberikan pujian dan sokongan dengan kerap. Hukuman ataupun deraan adalah suatu bentuk peneguhan negatif dan ia sebaik-baiknya tidak diberikan. Hukuman lazimnya digunakan oleh guru bagi menghapuskan kelakuan pelajar yang tidak baik. Hukuman ini mungkin sebagai kerja tambahan, kelas tahanan, deraan fizikal dan pelbagai jenis hukuman lagi. Guru juga menggunakan sindiran, kemarahan dan kritikan bagi mengawal kelakuan pelajar. Hampir semua jenis hukuman memberikan kesan buruk kepada pelajar. Oleh itu, peneguhan jenis ini lebih baik dielakkan. Hukuman boleh diberikan sekiranya jenis hukuman itu dibenarkan oleh pihak sekolah, Jabatan Pendidikan ataupun Kementerian Pendidikan.

Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik diwujudkan secara semula jadi daripada rangsangan dalaman. Ia terdiri daripada dorongan dan minat individu bagi melakukan sesuatu aktiviti tanpa mengharap ataupun meminta ganjaran. Sebagaimana yang sudah dibincangkan, Bruner (1966) mengaitkan motivasi intrinsik ini dengan naluri ingin tahu dan dorongan mencapai kecekapan bagi murid yang baru masuk sekolah. Bagaimanapun, bukan semua motivasi intrinsik diwujudkan secara semula jadi. Terdapat juga motivasi intrinsik dibentuk daripada pembelajaran dan pengalaman yang membawa kepuasan. Contohnya, tabiat membaca buku cerita dan bermain alat muzik adalah gerakan motivasi intrinsik yang dibentuk daripada pembelajaran dan pengalamannya. Harter (1981) mengenal pasti lima dimensi kecenderungan motivasi intrinsik dalam bidang pembelajaran. Dimensi-dimensi ini adalah cabaran, insentif bekerja bagi memuaskan minat dan sifat ingin tahu, percubaan penguasaan yang bebas, penilaian yang bebas berkenaan apa yang hendak dilakukan di dalam kelas dan kriteria dalaman untuk kejayaan.

Pelajar yang lebih cenderung ke arah motivasi intrinsik sukakan pekerjaan yang mencabarkan. Mereka mempunyai insentif yang lebih untuk bekerja bagi memanfaatkan kepuasan diri sendiri daripada mengambil hati guru bagi mendapat gred yang baik. Mereka lebih suka mencuba mengatasi masalah dengan sendiri daripada bergantung pada bantuan ataupun bimbingan guru. Mereka juga menerapkan suatu sistem penguasaan matlamat dan taraf penilaian yang membolehkan mereka membuat penilaian bebas berkenaan kejayaan ataupun kegagalan mereka di dalam kelas tanpa bergantung pada guru bagi mendapat maklumat ataupun penilaian.

Menurut Deci (1975), motivasi intrinsik dapat diterangkan sebagai suatu keadaan psikologi yang diakibatkan apabila individu menganggap diri mereka berkebolehan dan dapat menentukan sesuatu dengan sendiri. Seseorang itu mengalami motivasi intrinsik yang tinggi sekiranya dapat melakukan sesuatu yang digemari seperti memandu kereta, melawat tempat-tempat yang disukai, memilih tempat penginapan dan memilih makanan yang diidamkan. Sekiranya dia diberikan hadiah seperti lawatan ke tempat-tempat yang ditentukan oleh badan penganjur, tempat penginapan dan jenis makanan juga ditentukan oleh pihak itu, dia tidak mendapat peluang hendak menentukan segala-galanya sendiri. Oleh itu, motivasi intrinsiknya menjadi terlalu rendah.

Guru yang mahu meningkatkan motivasi intrinsik pelajar dalam bidang akademik perlu mewujudkan suasana akademik yang memberi peluang kepada pelajar mengawal. Guru juga perlu menentukan pelajar itu dapat melakukannya dengan cemerlang dalam keadaan itu. Walau bagaimanapun, perlu ditentukan terlebih dahulu yang pelajar itu mempunyai persepsi yang diri mereka berkebolehan. Sekiranya mereka tidak mempunyai persepsi seperti itu, peluang-peluang yang diberikan bagi mengawal tidak akan digunakan dengan sempurna.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Intrinsik

i) Persepsi Kebolehan

Seseorang itu membentuk kebolehan yang dipersepsi daripada penilaian berkenaan kebolehannya oleh orang lain. Kebolehan yang dipersepsi daripada penilaian berkenaan kebolehannya yang sebenar. Semakin tinggi pencapaian seseorang pelajar, semakin besar kemungkinan pelajar itu menilai dirinya sebagai berkebolehan. Kebolehan yang dipersepsi ini mempengaruhi bagaimana pelajar itu rasa berkenaan dirinya. Pelajar yang mempunyai kebolehan yang dipersepsi yang tinggi kemungkinan besar mempunyai keyakinan diri sendiri. Pelajar ini sukakan cabaran, mempunyai sifat ingin tahu dan bertindak bebas bagi mencapai kemahiran.

ii) Persepsi kawalan

Menurut Cole dan Chan (1987), pendapat pelajar berkenaan punca kawalan iaitu sebab-sebab kejayaan dan kegagalan adalah persepsi kawalan. Kajian-kajian yang dijalankan oleh Harter (1981), Nicholls (1984) dan Weiner (1984) menunjukkan, pelajar menyatakan kejayaan dan kegagalan mereka di sekolah disebabkan oleh punca-punca dalaman yang dapat dikawal seperti usaha sendiri dan berupaya berusaha dalam keadaan sebenar.

iii) Perasaan dalam pembelajaran

Perasaan merangkumi sikap, nilai, minat dan pilihan yang ditunjukkan oleh individu pada sesuatu benda, perkara ataupun orang. Di sekolah, perasaan yang ditunjukkan oleh pelajar berkait dengan mata pelajaran yang dipelajari, guru dan sekolah. Seseorang pelajar mungkin mempunyai perasaan positif pada sesuatu mata pelajaran. Dia lebih sukakan mata pelajaran ini daripada mata pelajaran lain. Dia akan berusaha dengan giat bagi mendapatkan gred yang tinggi bagi mata pelajaran ini. Gred yang baik akan meyakinkannya yang dia betul-betul berkebolehan dalam bidang itu. Di sini, dapat dikatakan yang perasaan pelajar pada sesuatu mata pelajaran mempengaruhi pencapaiannya dan pencapaian ini mempengaruhi motivasinya.

Kelakuan dan tugasan individu dipengaruhi oleh kebolehan dan caranya mengawal keadaan. Konsep kendiri positif memberi keyakinan kepada individu yang dia mampu melakukan sesuatu tugasan. Selain itu, individu dapat menentukan sendiri tugasannya. Dia akan melibatkan diri dalam tugasan itu dan juga matlamat yang mendatangkan kejayaan kepadanya. Individu hanya akan mempunyai konsep kendiri yang dia berkebolehan dan dapat mengawal usahanya sekiranya dia mempunyai motivasi intrinsik untuk berusaha tinggi. Terdapat pelbagai cara yang dapat dilakukan bagi membantu pelajar dalam mempertingkatkan motivasi intrinsik mereka. Ramalan keadaan Rothaum, Weisz dan Synder (1982) berpendapat, cara bagi memper-tingkatkan persepsi diri pelajar pada kebolehan dan kawalan usaha adalah dengan mewujudkan keadaan yang dapat diramalkan bagi membolehkan mereka belajar.

Tingkah laku produktif wujud sekiranya keadaan dapat diramal. Bandura (1986) pula mengatakan, individu mengalami ketegangan sekiranya dia bekerja dalam suasana yang dia tidak dapat mengawalnya dan dia tidak mempunyai kebolehan. Ini mendatangkan dua implikasi. Pertama, dia mungkin menarik diri iaitu tidak melakukan tugasannya. Kedua, dia mungkin menjadi terlalu bergantung pada orang lain dalam melakukan tugasannya. Guru dapat memainkan peranan dalam mengurangkan ataupun menangani ketegangan ini. Contohnya, dengan menganjurkan program orientasi kepada pelajar baru. Ini dapat mendedahkan mereka kepada situasi baru di sekolah itu.

Minat intrinsik dalam pelajaran dapat dikekalkan dengan memberi tugasan yang seimbang. Tugasan itu perlu seimbang iaitu ada soalan yang mudah dan ada soalan yang sukar. Yang penting, persepsi diri pelajar tidak terjejas. Pelajar perlu melahirkan kebolehan yang baru bagi mengekalkan motivasi intrinsik.

iv) Bantuan pengajaran

Faktor yang dapat meningkatkan konsep kendiri pelajar berkenaan kebolehannya adalah kejayaan dalam sesuatu tugasan. Biasanya pelajar memerlukan bimbingan guru dalam melaksanakan tugasan yang sukar. Guru biasanya memberitahu pelajar prosedur bagi menyelesaikan tugasannya. Guru jarang memberi peluang kepada pelajar memikirkan cara tersendiri bagi memperoleh kejayaan dalam tugasannya. Guru sebaik-baiknya mendedahkan pelajar kepada kemahiran membuat keputusan sendiri. Biarkan pelajar membuat keputusan sendiri tetapi dengan bimbingan guru. Ini dapat meningkatkan motivasi intrinsik pelajar. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan memberi bantuan pengajaran kepada mereka. Ini dapat dilaksanakan melalui tiga cara:

1. Menunjukkan contoh

Guru perlu menunjukkan contoh berkenaan apa yang pelajar perlu lakukan. Ini lebih baik daripada memberitahu pelajar berkenaan apa yang mereka perlu buat. Ini membolehkan pelajar menghayati sifat-sifat yang terdapat dalam contoh itu. Dalam keadaan ini, guru memberi peluang kepada pelajar supaya berfikir, mengawal usaha dan menentukan bagaimana serta sejauh mana pelajar bergantung pada contoh-contoh yang diberi.

2. Pembahagian tugas

Strategi ini membolehkan guru memberi tugasan yang mencabar kepada pelajar. Tugasan dapat dibahagi kepada bahagian-bahagian kecil dan setiap bahagian dilakukan oleh beberapa orang pelajar. Contohnya, sebelum guru meminta pelajar mengarang sebuah esei, guru akan meminta pelajar menyediakan rangka esei. Guru terlebih dahulu membahagikan pelajar kepada beberapa kumpulan kecil dan setiap kumpulan diberi tugasan kecil seperti bahagian pengenalan, isi-isi penting dan penutup. Perbincangan diadakan sebelum setiap pelajar mengarang esei itu secara individu.

3. Berkongsi tugasan

Pendekatan ini hampir sama dengan pendekatan pembahagian tugasan. Kedua-dua pendekatan ini memerlukan tugasan dibahagi-kan kepada tajuk-tajuk ataupun bahagian-bahagian yang lebih kecil. Contohnya, dalam aktiviti menghasilkan dokumen berkenaan sejarah Malaysia. Tajuk ini dapat dipecahkan kepada beberapa contoh kecil dan kumpulan kecil pelajar hanya perlu membuat satu tajuk kecil. Kemudian, maklumat tajuk-tajuk kecil ini digabungkan bagi menghasilkan satu dokumen yang lengkap.

Kaitan antara Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik

Setiap manusia dapat dimotivasikan secara intrinsik ataupun ekstrinsik. Individu yang bermotivasi intrinsik mempunyai dorongan dalaman. Mereka melakukan sesuatu atas kesedaran diri sendiri. Mereka tidak memerlukan unsur-unsur luar seperti orang lain ataupun peristiwa luar bagi menggiatkan mereka mencapai sesuatu matlamat. Mereka sendiri menentukan objektif dan seterusnya mencapai objektif itu.

Deci dan Ryan (1985) berpendapat, manusia akan bermotivasi intrinsik apabila mereka mempunyai persepsi ataupun konsep kendiri yang mereka berkebolehan dan mampu membuat keputusan sendiri. Sebaliknya, orang yang bermotivasi ekstrinsik tidak yakin mereka berkebolehan ataupun mampu membuat keputusan. Mereka bergantung pada orang lain dalam membuat keputusan dan melaksanakan tugasan mereka. Kadang-kadang mereka bekerjasama dengan orang lain yang lebih berkebolehan bagi mendapatkan kebaikan. Mereka juga kadang-kadang memberontak pada orang yang lebih berkebolehan.

Seseorang yang tidak mempunyai mempunyai motivasi intrinsik perlu diberi motivasi ekstrinsik agar lama-kelamaan motivasi intrinsik akan terbina dalam dirinya dan seseorang yang telah mempunyai motivasi intrinsik perlu juga diberi motivasi ekstrinsik agar motivasi intrinsik yang ada terus berkekalan dalam dirinya. Manusia biasanya tidak akan berada pada satu jenis motivasi sahaja. Kadang kala, individu bermotivasi intrinsik dan kadang-kadang bermotivasi ekstrinsik. Ini bergantung pada situasi dan keperluan individu.

Aspek-aspek Diri

Aspek diri penting dalam motivasi dan pembelajaran. Teori motivasi hari ini memberi penekanan kepada pentingnya peranan diri dalam motivasi dan pembelajaran kawalan diri. Sekiranya dikaji situasi hari ini, ramai pelajar meluangkan masa bersendirian. Mereka kurang mendapat bimbingan daripada ibu bapa ataupun penjaga. Oleh itu, guru perlu memainkan peranan dalam memberi perhatian pada pendapat pelajar berkenaan diri mereka. Dickstein (1977) mengemukakan lima pendapat berkenaan diri.

Diri yang dinamik

Dinamik yang dimaksudkan di sini adalah diri yang mempunyai kuasa, kawalan dan perasaan berkenaan agensi peribadi. Diri individu sendiri yang mempunyai kuasa membuat keputusan berkenaan sesuatu yang akan dilakukan. Selain itu, dia sendiri yang mengawal diri dan menentukan perasaannya sama ada positif ataupun negatif.

Diri sebagai objek

Objek yang dimaksudkan adalah objek yang membekalkan pengetahuan dan penilaian pada diri. Individu memperoleh pengetahuan dan penilaian daripada dirinya sendiri. Dia adalah objek yang akan memberi pengetahuan kepada dirinya sendiri. Selain itu, dirinya sendiri adalah objek yang dapat memberi penilaian berkenaan dirinya sendiri.

Diri sebagai orang yang mengetahui

Kita sendiri mengetahui dan mengenali diri sendiri melalui refleksi diri. Manusia mempunyai kebolehan membuat refleksi diri bagi membolehkan mereka mengetahui dan mengenali diri.

Diri sebagai sesuatu yang berintegrasi

Diri sebagai sesuatu yang berintegrasi merangkumi segala aspek sifat dan potensi individu melalui pengalaman hidup.

Diri yang tidak memikirkan diri sendiri

Diri yang tidak memikirkan diri sendiri dianggap sebagai satu kejayaan dalam perubahan dan keadilan. Diri di sini adalah orang yang berpengaruh dan berkebolehan menyelesaikan perbalahan antara dua pihak.

MENGAPA KITA PERLU MEMOTIVASIKAN DIRI ?

1. Memotivasikan diri sendiri adalah tenaga yang mengangkat diri ke tahap yang diingini.

2. Orang yang benar-benar berjaya sentiasa sedar tanggungjawabnya dalam memotivasikan diri sendiri. Dia akan memulakan daripada dirinya sendiri, kerana dialah yang memiliki kunci penggerak dirinya.

3. Mustahil bagi memotivasikan diri orang lain sebelum kita belajar memotivasikan diri sendiri.

4. Alasan yang sering menyebabkan kegagalan seseorang itu adalah kerana mengabaikan tenaga motivasi diri sendiri.

5. Peluang berada di mana-mana bagi orang yang mengerti dan menggunakan motivasi diri sendiri.

6. Orang yang bermotivasi melibatkan diri sendiri manakala orang biasa hanya berjanji.

7. Pada asasnya, apa yang kita peroleh daripada hidup ini bergantung pada bagaimana kita menyesuaikan apa yang kita mahu dengan motivasi diri sendiri.

8. Tenaga motivasi diri datang daripada satu tindakan rancangan peribadi yang teguh dan pelaksanaan rancangan itu dalam kehidupan setiap hari.

9. Sekiranya kita tidak dapat memanfaatkan tenaga dan potensi sendiri, mental akan terlantar sepanjang hayat.

KESIMPULAN

Sesuatu matlamat pada satu peringkat yang berjaya dicapai akan menimbulkan perasaan untuk memenuhi kepuasan pada peringkat yang lebih tinggi. Oleh itu pendidik harus mengetahui langkah-langkah yang praktikal sejajar dengan diri seseorang pelajar demi hendak memenuhi kehendak pelajar. Dengan itu kepuasan belajar dalam keperluan motivasi boleh dicapai seterusnya menanamkan minat pelajar mengembangkan potensinya.

Jelaslah bahawa keperluan itu mempunyai matlamat yang mesti dicapai bagi memenuhkan keperluan tersebut. Matlamat ini mempunyai nilai yang tertentu kepada seseorang mahupun seorang pelajar yang memerlukannya. Teori Hirarki Maslow tegas memberi konsep bahawa perkembangan individu atau pelajar ini perlu melalui beberapa tingkat kepuasan atau dengan kata lain proses perkembangan individu itu merupakan satu usaha yang berterusan dalam persekitaran social sehingga mencapai kecemerlangan.

Oleh itu, bagi meninggikan atau mempertingkatkan lagi proses pengajaran juga pembelajaran di dalam kelas, guru seharusnya peka dan bijak menentukan apa keperluan seseorang pelajar. Dengan menyedari keperluan seseorang pelajar guru dapat mengatur strategi serta alternatif yang lebih praktikal demi kecemerlangan yang semaksimumnya.