Senin, 03 Januari 2011

KERUGIAN OTAK TENGAH

Praktik aktivasi otak tengah di negeri ini menuai beragam respons. Ada yang cuek. Tak mau ambil pusing. Namun, ada pula yang bereaksi keras. Lha, ada apa? Klaim-klaim penelitian ilmiah yang digemakan para aktivis, mengusik para dokter. Nurani mereka tergugah. Setelah diteliti, ternyata tidak ada satu pun rekomendasi jurnal ilmiah kedokteran internasional, tentang penelitian dimaksud. Padahal, katanya sudah 40 tahun. Bagaimana mungkin telah berusia 40 tahun, namun tidak ada referensi peneliti internasional? Maka, dr. Yossy Agustanti Indradjaja, SpKJ menyebut praktik ini tak ilmiah. “Aktivasi otak tengah tidak memiliki dasar ilmiah sama sekali,” terang dokter di Rumah Sakit Siloam dan Cikini Jakarta tersebut. Pemahaman aktivasi otak tengah dapat mengaktifkan sekaligus otak kiri dan kanan adalah pemahaman yang keliru. Alasannya mudah. Masing-masing otak berkembang dengan stimulus atau rangsangan yang berbeda. “Tidak bisa dengan cara instan,” tandasnya dengan nada tinggi. Pendiri yang mengadakan pelajaran itu adalah ahli komputer yang menggunakan teknologi komputer untuk membangkitkan fungsi potensial otak manusia. Di sini masalahnya. Perlu dipahami, otak manusia lebih rumit dari komputer. Otak manusia memiliki fungsi luhur yang tidak dimiliki oleh komputer.

Sebelum membahas lebih jauh, ada baiknya kita mengenal apakah otak tengah itu? Teori yang dibangun para aktivismidbrain mengatakan otak tengah adalah jembatan antara otak kanan dan otak kiri. Dalam tulisan-tulisan dan pelatihan selalu dikatakan demikian. Benarkah begitu? Rupanya, literatur kedokteran membantahnya. Lagi-lagi menurut dr. Venny, otak tengah berada di antara otak depan dan otak belakang. Sementara yang membagi dua otak kanan dan kiri namanya corpus callosum. Maka, dapatlah dipastikan, otak tengah tidak berfungsi menghubungkan otak kiri dan kanan seperti diajarkan selama ini. Menurut dr. Venny hal itu terjadi karena para aktivis bukanlah dokter yang memahami anatomi tubuh manusia. Karena itu, saran Pst. Ir. Timotius Arifin, DPM, membicarakan masalah otak serahkan ahlinya. Dicontohkan Gembala Senior GBI Rock Denpasar ini, kalau seseorang tubuhnya sakit, tanyalah kepada dokter, bukan kepada sarjana teknik atau ahli bahasa.

Kalau demikian, bagaimana struktur otak tengah itu? Kepada Zega dan Luci dari Bahana, dr. Venny kembali menguraikan. Struktur otak tengah (midbrain) berisi antara lain corpora quadrigemina yang terdiri dari colliculus superiordan inferior.Fungsinya untuk visual dan auditori (pendengaran). Di samping itu, dalam midbrain sendiri terdapat jalur-jalur motorik untuk otot dan jalur-jalur sensori, untuk perabaan. Juga ada syaraf ketiga dan keempat untuk dilatasi (melebar/membesar, red) pupil dan mengatur gerakan bola mata. Midbrain juga berfungsi mengontrol respons kita. Ya, respons tatkala melihat/mendengar sesuatu. Perhatikanlah ini. Ketika pupil terkena cahaya, ia membesar atau mengecil. Lho, kokbisa? Hal ini terjadi karena fungsi syaraf yang ada di midbrain.

Sekarang, kalau orang mengatakan melatih midbrain membuat anak jadi cerdas. Apa dasar ilmiahnya? Kalau dilatih seperti itu, kecerdasannya di mana? Pasalnya, fungsi midbrain bukan untuk kecerdasan. Fungsi memori ada di otak depan di sana ada sistem limbik, di situ pusat emosi dan memori. Misalkan, Anda mengingat sesuatu, fungsinya ada di otak depan. Bukan padamidbrain.

Memang, saat aktivasi otak tengah, katanya anak-anak bisa punya kelebihan. Bisa melakukan ini dan itu. Kabarnya pula kalau terus dilatih, akan mempunyai kemampuan memprediksi. Bagaimana itu terjadi? “Bagi saya, ada faktor X yang dimanfaatkan,” urai jebolan Universitas Gadjah Mada (UGM) itu. Secara logika berdasarkan anatomi dan fungsi tubuh, jika midbrain diaktifkan untuk menjadikan jenius, jelas tidak logis. Dengan skin vision misalnya, seorang yang dilatih bisa membaca/melihat suatu tulisan, ini tidak nalar. Apa alasannya? Karena ketika Tuhan menciptakan, fungsi kulit adalah sebagai alat peraba. Bukan untuk yang lain-lain. Maka, bila dalam midbrain terjadi hal di atas, diduga ada trik khusus.

TAK ADA JALUR INSTAN
http://www.ebahana.com/admin/foto_berita/foster20100723.jpgPelatihan aktivasi midbrain yang biasanya berlangsung dua hari selalu meniupkan “angin surga”. Tiupan itu berupa janji anak akan jadi jenius. Apakah arti jenius itu dalam dunia pendidikan? Dr. Ir. Bob Foster, MM menjelaskan demikian. Sebenarnya pengertian jenius belum punya standar baku. Namun, secara umum jenius adalah istilah untuk menyebut seseorang dengan kapasitas mental di atas rata-rata. Di bidang intelektual terutama ditunjukkan dalam hasil kerja yang kreatif dan orisinil. Karena itu, seorang yang jenius selalu menunjukkan individualitas dan imajinasi yang kuat, tidak hanya cerdas, tetapi juga unik dan inovatif.

Secara kuantitatif, orang yang dikategorikan jenius punya IQ (Intelligence Quotient) di atas 130. Namun, definisi ini pun dipertanyakan. Mengapa? Karena penskoran IQ lebih banyak menggunakan metode tes bidang logika. Padahal, kecerdasan bukan hanya masalah logika matematika. Namun, bisa juga kecerdasan dalam bidang lain. Albert Einstein jenius dalam fisika, namun tidak dalam bidang lain, misalnya seni.

Aktivasi midbrain kerap dikaitkan dengan proses belajar mengajar. Disebutkan anak punya konsentrasi tinggi. Benarkah demikian? Bagi Dr. Bob, proses belajar mengajar membutuhkan situasi yang kondusif terhadap emosi, yaitu limbic brain (otak limbik). Kemudian dalam metode belajar (how to learn), kita libatkan kedua belahan otak, baik otak kiri maupun otak kanan. Ini bukan aktivasi otak tengah yang seperti menyalakan listrik dengan saklar. Optimalisasi penggunaan otak dengan menyeimbangkan otak kiri dan kanan dapat dilakukan bila telah mengetahui kekhasan fungsi keduanya.

Ditambahkan oleh Rektor Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia (UNIBI) Bandung ini, belahan otak kiri punya fungsi tersendiri. Fungsinya meliputi berpikir: analisis, logika, urutan, detail, angka/tulisan, kata-kata, dll. Sementara belahan otak kanan meliputi fungsi berpikir: kreatif/imajinatif, emosi/perasaan, acak, menyeluruh, gambar, irama/musik, dll. Contoh penggunaan kedua belahan otak itu secara bersamaan adalah ketika seorang ibu mengajarkan nama-nama hari kepada anaknya. Sang ibu tidak hanya menyebut Senin, Selasa, …, Minggu secara datar dengan kata-kata (otak kiri saja) namun sekaligus menyanyikannya dengan irama (otak kanan). Akibatnya, kedua belahan otak digunakan seimbang. Hasilnya, proses belajar menjadi lebih mudah.

Berdasarkan pengalaman sebagai pembicara seminar mengoptimalkan kinerja otak, Dr. Bob mengurai metode lain. Metode lain misalnya, metode asosiasi yang membuat visualisasi (otak kanan) terhadap pelajaran yang akan diingat atau belajar dengan menggunakan mind map.

Kiranya jangan terkecoh dengan midbrain yang disamarkan sebagai jambatan penghubung antara otak kiri dan otak kanan. Aktivasi otak tengah tidak ada hubungannya dengan proses mengajar.

Mohon dipahami. Pembelajaran (kecerdasan) bukan hanya melibatkan bagian otak tertentu saja. Pembelajaran sejati melibatkan sebagian besar otak. “Istilah aktivasi otak tengah, boleh dikatakan menyesatkan makna,” cetus Dirut Bimbingan Belajar Ganesha Operation tersebut.

KEUNTUNGAN OTAK TENGAH

Aktivasi otak tengah dapat dilakukan pada anak-anak. Mengapa otak tengah perlu di aktivasi? Pada umumnyaotak tengah orang dewasa dalam keadaan tidak aktif. Sebenarnya otak tengah adalah bagian otak yang pertama kali berkembang. Otak tengah (Mesencephalon) ini berkembang terlebih dahulu sebelum otak kanan dan otak kiri berkembang.
Otak tengah ini merupakan penghubung dari otak kanan dan otak kiri. Aktivasi otak tengah membuat otak kanan dan otak kiri kita dapat melakukan komunikasi dengan baik. Dengan seimbangnya perkembangan otak, maka otak kanan dan otak kiri dapat berfungsi dengan lebih baik. Aktivasi otak tengah dapat mengembalikan kekuatan otak pada keadaan semulanya.
Kemampuan konsentrasi dari seseorang juga akan meningkat dengan tajam setelah aktivasi otak tengah. Seseorang dapat berkonsentrasi dengan lebih lama dengan tingkat konsentrasi yang tinggi. Hal ini didukung dengan kapasitas otak yang tinggi. Jika konsentrasi ini dipergunakan untuk belajar, maka daya belajar anak akan menjadi tinggi. Mereka dapat menerima pelajaran-pelajaran yang bahkan belum dapat di terima oleh para teman-teman sebayanya.
Daya ingat juga banyak sekali dikontrol oleh otak tengah. Daya ingat dari anak-anak ini dapat ditingkatkan dengan melatih memori mereka. Karena memori ada di bagian tengah, maka dengan berkembangnya otak tengah, kapasitas memori juga dapat ditingkatkan.

Aktivasi otak tengah adalah suatu penemuan fenomenal dalam pendidikan anak. Teori penggunaan otak tengah sebenarnya telah banyak dilakukan pada banyak negara negara di Asia terutama Jepang. Jepang telah lama melakukan praktek aktivasi otak tengah pada anak-anak.Seorang anak yang telah diaktivasi otak tengah akan memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan anak yang otak tengahnya belum di aktivasi.

Kegiatan dengan mata tertutup adalah suatu kegiatan yang paling nyata dapat dilihat. Seorang anak yang telah diaktivasi otak tengahnya (Mid Brain Activated) dapat mempunyai kemampuan luar biasa. Kemampuan ini bahkan sering kali dipertontonkan secara menakjubkan dalam program hiburan sulap. Setelah melihat kemampuan anak yang telah diaktivasi, sebagian besar acara pertandingan sulap di The Master menjadi kurang menarik. Karena hal ini dapat dilakukan sendiri oleh anak-anak polos yang hanya mengikuti training aktivasi otak tengah selama 2 hari. Kemampuan dasar yang dapat dilakukan adalah ‘melihat’ kartu dengan mata ditutup (blind fold). Christofle (9 thn) misalnya, setelah mengikuti training aktivasi otak tengah, dapat mengurutkan seluruh kartu remi sesuai dengan angka, warna dan bentuk gambar kartu dengan mata tertutup. Ia dapat mempergunakan indra raba untuk melihat pola dan warna lengkap dengan angka hanya dengan penglihatan kulit (Skin Vision).

Kemampuan lain yang dapat dilakukan oleh anak-anak ini adalah berjalan dengan mata ditutup, tanpa menabrak. Dilakukan percobaan pada seorang anak yang berjalan dengan mata ditutup kain. Seseorang sengaja menghalangi jalan didepannya. Dia serta merta dapat menghindari rintangan tersebut tanpa menyentuhnya. Seorang anak bahkan dapat mengenali ayahnya diantara kerumunan orang-tua lainnya, tanpa menyentuh dan mendengar suaranya.

Pada tingkatan yang lebih lanjut seorang anak diharapkan dapat ‘melihat’ benda dibalik tembok atau didalam kotak. Ia bahkan dapat menghitung uang yang terdapat dalam dompet seeorang di hadapannya tanpa orang tersebut mengeluarkan dompetnya. Jika seorang anak rajin melatih fungsi otak tengahnya bahkan dia dapat mengharapkan membaca dokumen yang terletak dalam posisi tertutup.

Kemampuan prediksi (memperkirakan apa yang akan terjadi beberapa saat kemudian) adalah kemampuan yang lebih tinggi yang dapat di miliki oleh seorang anak. Seorang anak yang telah mendapat aktivasi otak tengah dapat ‘menduga’ kartu apa yang akan muncul pada saat orang tersebut masih mengocok kartunya. Begitu selesai mengocok, dan memilih sebuah kartu, orang tersebut mengambil sebuah kartu yang ternyata tepat seperti ‘dugaan’ sang anak tersebut.

Aktivasi otak tengah bukanlah suatu hal yang magis atau berbau supranatural. Aktivasi otak tengah dilakukan dengan secara ilmiah. Aktivasi otak tengah ini banyak mempergunakan gelombang otak Alpha. Gelombang otak Alpha di buktikan secara ilmiah adalah gelombang otak yang muncul dominan pada saat kita dalam keadaan relax dan paling kreatif. Gelombang otak ini biasanya dominan pada saat kita bangun tidur, atau dalam keadaan relax di toilet, atau bahkan sedang berendam air panas di bathtub. Tidak heran mengapa Archimedes menemukan hukum Achimedes pada saat dia mandi.

Otak tengah yang teraktivasi memancarkan gelombang otak yang mirip seperti radar. Hal ini membuat pemiliknya mampu melihat benda dalam keadaan mata tertutup. Pada dasarnya, gelombang tersebut terletak di bawah hidung. Hanya mampu mendeteksi benda yang terletak sedikit di bawah hidung.

Latihan yang teratur dapat membuat sang anak menjadi lebih kuat dan mampu melihat benda yang terletak lebih tinggi lagi. Bahkan ada beberapa anak yang dapat medeteksi sampai 360 derajat. Hal itu berarti mereka dapat mendeteksi benda yang terletak di belakang, atas dan semua arah.