Minggu, 10 Oktober 2010

Gangguan Tidur Sebabkan Umur Pendek

Kabar baik bagi mereka yang hobi tidur. Studi teranyar mengatakan bahwa mereka yang hobi “molor” justru akan hidup lebih lama. Penderita apnea alias gangguan tidur berisiko cepat mati daripada mereka yang bisa nikmati tidur lelap, demikian ungkap jurnal Sleep. Gangguan tidur ini misalnya gangguan napas saat terlelap seperti mendengkur.

“Memang bukan kondisi yang langsung membunuh secara akut. Ini adalah gangguan yang sifatnya menggerogoti kesehatan pelan-pelan,” jelas Dr. Michael J. Twery, direktur National Center on Sleep Disorders Research.

Orang dengan gangguan tidur menderita dalam jangka waktu lama, berjuang untuk bisa tidur lelap. Ini terjadi malam demi malam, minggu demi minggu dan seterusnya. Ada sekitar 12-18 juta orang Amerika menderita apnea. Mereka susah bernapas saat tidur karena saluran udara bagian atasnya menyempit atau bahkan tertutup saat tidur. Akibatnya udara sulit menjangkau paru-paru. Dalam beberapa kasus bahkan ada yang berhenti bernapas selama beberapa detik atau menit, lalu terbangun mendadak. Biasanya mereka yang mengalami ini adalah para pendengkur.

Tak Beraturan

“Tidak selamanya saat berhenti bernapas kita langsung bangun,” kata Tweery. Penderita apnea ini bisa mengalami 4-5 kali siklus terbangun dan tidur lagi dalam semalam, juga tidur REM (rapid eye movement). Pada pola tidur yang normal terjadi kontrol hormon, metabolisme dan stres. Jika polanya tidak normal seperti yang dialami penderita apnea, berarti kontrol ketiganya juga tidak beraturan.

Pasien apnea juga berisiko terkena gangguan jantung, tekanan darah tinggi, stroke,dan diabetes. Studi ini berdasarkan analisa Wisconsin Sleep Cohort terhadap 1.522 lelaki dan perempuan berusia 30-60 tahun. Angka rata-rata kematian penderita apnea adalah 5,54 dan 5,42 per 1000 orang. Ini adalah duakali lipat dari orang tanpa gangguan tidur.

Insomnia dikelompokkan menjadi:

  • Insomnia primer, yaitu insomnia menahun dengan sedikit atau sama sekali tidak berhubungan dengan berbagai stres maupun kejadian
  • Insomnia sekunder, yaitu suatu keadaan yang disebabkan oleh nyeri, kecemasan, obat, depresi atau stres yang hebat.

Ada Tiga macam Insomnia:

  • Transient insomnia - kesulitan tidur hanya beberapa malam
  • Insomnia jangka pendek- dua atau empat minggu mengalami kesulitan tidur
  • Kedua jenis insomnia ini biasanya menyerang orang yang sedang mengalami stress, berada di lingkungan yang ribut-ramai, berada di lingkungan yang mengalami perubahan temperatur ekstrim, masalah dengan jadwal tidur-bangun seperti yang terjadi saat jetlag, efek samping pengobatan
  • Insomnia kronis- kesulitan tidur yang dialami hampir setiap malam selama sebulan atau lebih
  • Salah satu penyebab chronic insomnia yang paling umum adalah depresi. Penyebab lainnya bisa berupa arthritis, gangguan ginjal, gagal jantung, sleep apnea, sindrom restless legs, Parkinson, dan hyperthyroidism. Namun demikian, insomnia kronis bisa juga disebabkan oleh faktor perilaku, termasuk penyalahgunaan caffein, alcohol, dan substansi lain, siklus tidur/bangun yang disebabkan oleh kerja lembur dan kegiatan malam hari lainnya, dan stres kronis.

PENYEBAB

Insomnia bukan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu gejala yang memiliki berbagai penyebab, seperti kelainan emosional,kelainan fisik dan pemakaian obat-obatan.

Sulit tidur sering terjadi, baik pada usia muda maupun usia lanjut; dan seringkali timbul bersamaan dengan gangguan emosional, seperti kecemasan, kegelisahan, depresi atau ketakutan.

Kadang seseorang sulit tidur hanya karena badan dan otaknya tidak lelah.

Pola terbangun pada dini hari lebih sering ditemukan pada usia lanjut.Beberapa orang tertidur secara normal tetapi terbangun beberapa jam kemudian dan sulit untuk tertidur kembali.Kadang mereka tidur dalam keadaan gelisah dan merasa belum puas tidur.Terbangun pada dini hari, pada usia berapapun, merupakan pertanda dari depresi.

Orang yang pola tidurnya terganggu dapat mengalami irama tidur yang terbalik, mereka tertidur bukan pada waktunya tidur dan bangun pada saatnya tidur.

Selain itu, perilaku di bawah ini juga dapat menyebabkan insomnia pada beberapa orang:

  • higienitas tidur yang kurang secara umum (cuci muka, dll?)
  • kekhawatiran tidak dapat tidur
  • mengkonsumsi caffein secara berlebihan
  • minum alkohol sebelum tidur
  • merokok sebelum tidur
  • tidur siang/sore yang berlebihan
  • jadwal tidur/bangun yang tidak teratur

GEJALA

Penderita mengalami kesulitan untuk tertidur atau sering terjaga di malam hari dan sepanjang hari merasakan kelelahan.

Insomnia bisa dialami dengan berbagai cara:

  • sulit untuk tidur
  • tidak ada masalah untuk tidur namun mengalami kesulitan untuk tetap tidur (sering bangun)
  • bangun terlalu awal

Kesulitan tidur hanyalah satu dari beberapa gejala insomnia. Gejala yang dialami waktu siang hari adalah:

  • Mengantuk
  • Resah
  • Sulit berkonsentrasi
  • Sulit mengingat
  • Gampang tersinggung

DIAGNOSA

Untuk mendiagnosis insomnia, dilakukan penilaian terhadap:

  • pola tidur penderita
  • pemakaian obat-obatan, alkohol atau obat terlarang
  • tingkatan stres psikis
  • riwayat medis
  • aktivitas fisik.

PENGOBATAN

Pengobatan insomnia tergantung kepada penyebab dan beratnya insomnia.

Penderita insomnia hendaknya tetap tenang dan santai beberapa jam sebelum waktu tidur tiba dan menciptakan suasana yang nyaman di kamar tidur; cahaya yang redup dan tidak berisik.

Pengobatan insomnia biasanya dimulai dengan:

  • Menghilangkan kebiasaan (pindah tempat tidur, memakai tempat tidur hanya untuk tidur, dll).
  • Jika tidak berhasil dapat diberikan obat golongan hipnotik (harus konsultasi dengan psikiater).

Obat Resep Golongan Hipnotik-Sedatif

Contoh: Benzodiazepin (Diazepam, Lorazepam, Triazolam, Klordiazepoksid)

Efek samping:

  • Inkoordinsi motorik, gangguan fungsi mental dan psikomotor, gangguan koordinasi berpikir, mulut kering, dsb

Hipersomnia

Gangguan ini bermanifestasi sebagai jumlah tidur yang berlebihan dan selalu mengantuk di siang hari. Gangguan ini dikenal sebagai narkolepsi, yaitu pasien tidak dapat menghindari keinginan untuk tidur. Dapat terjadi pada setiap usia, tapi paling sering pada awal remaja atau dewasa muda. Narkolepsi cukup berbahaya karena sering menyebabkan kecelakaan kendaraan bermotor dan industri.

  • Terapi dianjurkan adalah memaksakan diri untuk tidur (walau sebentar) di siang hari sampai gejala hilang.
  • Jika tidak sembuh, dapat dibantu dengan obat (harus konsultasi ke psikiater).

Parasomnia

Parasomnia merupakan fenomena gangguan tidur yang tidak umum dan tak diinginkan, yang tampak secara tiba-tiba selama tidur atau yang terjadi pada ambang terjaga dan tidur. Sering muncul dalam bentuk mimpi buruk yang ditandai mimpi lama dan menakutkan.

Ada juga keadaan yang disebut gangguan teror tidur, yaitu pasien terjaga pada bagian pertama malam hari. Biasanya pasien terduduk di tempat tidur dengan ekspresi ketakutan, seperti sedang mengalami teror yang hebat.

Gangguan lain adalah berjalan dalam tidur (somnabulisme), yaitu pasien melakukan tindakan motorik seperti berjalan, berpakaian, pergi ke kamar mandi, berbicara, bahkan mengemudikan kendaraan. Gangguan ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki dan dimulai pada usia 4-8 tahun. Pengobatannya terdiri dari tindakan mencegah cedera dan pemberian obat tidur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar