Kali ini saya akan membahas tentang Sistem
Pakar untuk mendiagnosa penyakit tertentu. Pada tugas minggu ini saya mengambil
tema Anti Social atau Psikopat dan Sociopat. Apa itu kepribadian Anti Social? Penggunaan istilah psikopat dan sosiopat yang sering kita dengar
digunakan untuk menunjukkan tipe orang yang kini termasuk dalam kepribadian
antisosial. Sejumlah klinisi terus menggunakan istilah ini bergantian dengan kepribadian antisosial. Akar dari
kata psikopat berfokus
pada gagasan bahwa ada sesuatu yang tidak benar (patologis) pada fungsi
psikologis individu. Sedangkan akar dari kata sosiopati berpusat pada deviasi (penyimpangan) sosial orang
tersebut.
Sebelum membahas
secara menyeluruh tentang kepribadian, saya akan menjelaskan pengertian dari
sistem pakar terlebih dahulu. Sistem pakar (expert
system) adalah system yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke
computer yang dirancang untuk menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang
pakar. Dengan sistem pakar ini, orang awam pun dapat menyelesaikan masalahnya
atau hanya sekedar mencari informasi berkualitas yang sebenarnya hanya dapat
diperoleh dengan bantuan para ahli bidangnya. Sistem pakar ini juga dapat
membantu aktivitas para pakar sebagai asisten yang mempunyai pengetahuan yang
dibutuhkan.
Pada dasarnya sistem pakar diterapkan untuk mendukung
aktivitas pemecahan masalah. Beberapa ativitas pemecahan yang dimaksud seperti
pembuatan keputusan (decision making), pemanduan pengetahuan (knowledge
fusing), pembuatan desain (designing), perencanaan (planning),
prakiraan (forescating), pengaturan (regulating), pengendalian (controlling),
diagnosa (diagnosing), perumusan (prescribing), penjelasan (explaining),
pemberian nasihat (advising) dan pelatihan (tutoring) (Kusrini,
2006).
1. Sejarah
Sistem Pakar
Sistem pakar mulai dikembangkan pada pertengahan tahun
1960-an oleh Artificial Intelligence Corporation. Periode penelitian
kecerdasan buatan ini didominasi oleh suatu keyakinan bahwa nalar yang digabung
dengan komputer canggih akan prestasi pakar atau bahkan manusia super. Suatu
usaha ke arah ini adalah General Purpose Problem Solver (GPS) yang
dikembangkan oleh Allen Newell, John Cliff Shaw, dan Herbert Alexander Simon.
GPS merupakan sebuah percobaan untuk menciptakan mesin yang cerdas.
Sistem pakar untuk melakukan diagnosa kesehatan telah
dikembangkan sejak pertengahan tahun 1970 yang untuk pertama kali dibuat oleh
Bruce Buchanan dan Edward Shortliffe di Standford University diberi nama MYCIN.
MYCIN merupakan program interaktif yang melakukan diagnosa penyakit meningitis
dan infeksi bacremia serta memberikan rekomendasi terapi antimikrobia. MYCIN
mampu memberikan penjelasan atas penalarannya secara detail. Dalam uji coba,
program ini mampu menunjukkan kemampuan seperti seorang spesialis.
2. Ciri-Ciri
Sistem Pakar
Adapun ciri-ciri sistem pakar seperti:
1. Mudah dimodifikasi, yaitu dengan menambah atau menghapus
suatu pengetahuan dari basis pengetahuannya.
2. Memiliki
kemampuan untuk beradaptasi.
3. Terbatas
pada bidang spesifik.
4. Output tergantung
dialog dengan pengguna (user).
5. Knowledge
base dan inferensi terpisah.
3. Penjelasan Antisosial
Orang
dengan gangguan kepribadian antisosial
(antisocial personality disorder) secara persisten melakukan
pelanggaran terhadap hak-hak orang lain dan sering melanggar hokum. Mereka
mengabikan norma dan konvensi sosial, impulsiv, serta gagal dalam membina
hubungan interpersonal dan pekerjaan. Meski demikian mereka sering menunujukkan
kharisma dalam penampilan luar mereka dan paling tidak memiliki intelegensi rata-rata
(Cleckley, 1976).
Ciri yang
paling menonjol dari mereka adalah tingkat kecemasan yang rendah ketika berhadapan
dengan situasi yang mengancam dan kurangnya rasa bersalah dan menyesal atas
kesalahan yang telah mereka lakukan. Hukuman biasanya hanya member sedikit
dampak, bila ada, dalam perilaku mereka. Meski orang tua atau orang lain
menghukum mereka untuk kesalahan yang mereka lakukan, mereka tetap menjalani
kehidupan yang tidak bertanggung jawab dan impulsive. Laki-laki cenderung
menerima diagnosis kepribadian antisosial daripada perempuan (Robins, Locke,
& Reiger, 1991). Tingkat pravelensi untuk dalam sampel komunitas berkisar
antara 3% sampai 6% pada laki-laki dan sekitar 1% untuk perempuan. Untuk
mendiagnosis perilaku antisosial orang itu paling tidak harus berumur 18 tahun.
4. Perilaku
Antisosial dan Kriminalitas
Kita sering
cenderung berpikir bahwa perilaku antisosial sinonim dengan perilaku kriminal.
Meski ada hubungan kuat antara keduanya, tidak semua kriminalis menunjukkan
tanda-tanda psikopati dan tidak semua orang dengan kepribadian psikopati
menjadi kriminalis (Lilienfeld & Andrews, 1996).
Para peneliti
mulai memandang bahwa kepribadian psikopat terdiri dari dua dimensi yang agak
terpisah. Dimensi itu antara lain :
1. Dimensi kepribadian
Dimensi ini terdiri dari trait-trait seperti
kharisma yang tampak dari luar saja, seperti mementingkan diri sendiri, kurang
empati, keji dan tidak aja penyesalan meski telah memanfaatkan orang lain,
serta tidak menghargai perasaan dan kesejahteraan orang lain. Tipe kepribadian
psikopati ini dikenakan pada orang lain yang memiliki trait psikopati
namun tidak menjadi pelanggar hukum.
2. Dimensi perilaku
Dimensi ini ditandai dengan gaya hidup yang tidak
stabil dan antisosial, termasuk sering berhadapan dengan masalah hokum, riwayat
pekerjaan yang minim, dan hubungan yang tidak stabil (Brown & Forth, 1997;
Cooke & Michie, 1997).
Kedua dimensi ini tidak sepenuhnya terpisah; banyak
individu psikopati menunujukkan bukti memiliki kedua macam trait itu.
5. Ciri-ciri Diagnostik dari Gangguan Kepribadian Antisosial
a. Paling tidak berusia 18 tahun
b. Ada bukti gangguan perilaku sebelum
usia 15 tahun, ditunjukkan dengan perilaku seperti membolos, kabur, memulai
perkelahian fisik, menggunakan senjata, memaksa seseorang untuk melakukan
aktivitas seksual, kekejaman fisik pada orang maupun binatang, merusak atau
membakar bangunan secara sengaja, berbohong, mencuri, atau merampok.
c. Sejak usia 15 tahun menunjukkan
kepribadian yang kurang kepedulian yang kurang dan pelanggaran terhadap hak-hak
orang lain, yang ditunjukkan oleh perilaku sebagai berikut:
1. Kurang patuh terhadap norma sosial
dan pereturan hukum, ditunjukkan dengan perilaku melanggar hukum yang dapat
maupun tidak dapat mengakibatkan penahanan, seperti merusak bangunan, terlibat
dalam pekerjaan yang bertentangan dengan hokum, mencuri, atau menganiaya orang
lain.
2. Agresif dan sangat mudah tersinggung
saat berhubungan dengan orang lain, ditunjukkan dengan terlibat dalam
perkelahian fisik dan menyerang orang lain secara berulang, mungkin
penganiayaan terhadap pasangan atau anak-anak.
3. Secara konsisten tidak bertanggung
jawab, ditunjukkan dengan kegagalan mempertahankan pekerjaan karena
ketidakhadiran berulang kali, keterlambatan, mengabaikan kesempatan kerja atau
memperpanjang periode pengangguran meski ada kesempatan kerja; dan/atau
kegagalan untuk mematuhi tanggung jawab keuangan seperti gagal membiayai anak
atau membayar hutang; dan/atau kurang dapat membina hubungan monogami.
4. Gagal membuat perencanaan masa depan
atau impulsivitas, seperti ditunjukkan oleh perilaku berjalan-jalan tanpa
pekerjaan tanpa tujuan yang jelas.
5. Tidak menghormati kebenaran,
ditunjukkan dengan berulang kali berbohong, memperdaya, atau menggunakan orang
lain untuk mencapai tujuan pribadi atau kesenangan.
6. Tidak menghargai keselamatan diri
sendiri dan keselamatan orang lain, ditunjukkan dengan berkendara sambil mabuk
atau berulang kali ngebut.
7. Kurang
penyesalan atas kesalahan yang dibuat, ditunjukkan dengan ketidakpedulian akan
kesulitan yang ditimbulkan pada orang lain, dan/atau membuat alasan untuk alasan
tersebut.
Ciri yang paling menonjol dari mereka adalah tingkat kecemasan
yang rendah ketika berhadapan dengan situasi yang mengancam dan kurangnya rasa
bersalah dan menyesal atas kesalahan yang telah mereka lakukan. Hukuman
biasanya hanya member sedikit dampak, bila ada, dalam perilaku mereka. Meski
orang tua atau orang lain menghukum mereka untuk kesalahan yang mereka lakukan,
mereka tetap menjalani kehidupan yang tidak bertanggung jawab dan impulsive.
Laki-laki cenderung menerima diagnosis kepribadian antisosial daripada
perempuan (Robins, Locke, & Reiger, 1991). Tingkat pravelensi untuk dalam
sampel komunitas berkisar antara 3% sampai 6% pada laki-laki dan sekitar 1%
untuk perempuan. Untuk mendiagnosis perilaku antisosial orang itu paling tidak
harus berumur 18 tahun.
6. Kriteria gangguan kepribadian Antisosial
dalam DSM-IV TR
Pola perpasiv
dalam hal tidak menghargai hak orang lain sejak berusia 15 tahun dan
sekurang-kurangnya 3 karakteristik antara 1 hingga 7 ditambah 8 hingga 10 :
1.
berulang kali melanggar hukum
2.
menipu, berbohong
3.
impulsivitas
4.
mudah tersinggung dan agresif
5.
tidak memedulikan keselamatan
diri sendiri dan orang lain
6.
tidak bertanggung jawab seperti
terlihat dalam riwayat pekerjaan yang tidak reliabel atau tidak memenuhi
tanggung jawab keuangan’
7.
kurang memiliki rasa penyesalan
8.
berusia minimal 18 tahun
9.
terdapat bukti mengenai gangguan
tingkah laku sebelum berusia 15 tahun
10. perilaku antisosial yang tidak terjadi secara eksklusif dalam
episode skizofrenia atau mania
Diagnosis DSM tidak hanya mencakup pola-pola tertentu perilaku
antisosial, namun juga pola-pola yang berawal pada masa kanak-kanak. Lebih dari
60% anak-anak yang mengalami gangguan tingkah laku di kemudian hari menjadi
gangguan kepribadian antisosial. Diperkirakan sekitar 3% laki-laki dewasa dan
1% perempuan di Amerika memiliki kepribadian antisosial. Angka kejadiannya jauh
lebih tinggi di kalangan anak-anak muda daripada di kalangan orang-orang dengan
status sosioekonomi rendah. Gangguan kepribadian antisosial komorbid dengan
sejumlah diagnosis lain, terutama penyalahgunaan zat.
7. Terapi gangguan kepribadian
a. Teori Dialektikal : sebuah pendekatan yang mengombinasikan
empati dan penerimaan yang terpusat pada klien dengan penyelesaian masalah
kognitif behavioural dan pelatihan keterampilan social diperkenalkan oleh
Marsha Linehan(1987). Pendekatan yang disebutnya terapi perilaku dialektikal
memiliki tiga tujuan menyeluruh bagi para individu ambang.
- mengajari mereka untuk mengubah dan mengendalikan emosi-onalitas
dan perilaku ekstrem mereka
- mengajari mereka untuk menoleransi perasaan tertekan
- membantu mereka memercayai pikiran dan emosi mereka sendiri.
8. Prognosis
Jika
gangguan keperibadian anti sosial berkembang, perjalan penyakitnya tidak mengalami
remisi, dan puncak perilaku antisosial biasanyaterjadi pada masa remaja akhir,
prognosisnya adalah bervariasi. Beberapa laporan menyatakan bahwa gejala
menurun saat pasien menjadi semakin bertambah umur. Banyak pasien memiliki
gangguan somatisasi dan keluahan fisik multiple. gangguan depresif, gangguan
penggunaan alkohol dan penyalahgunaan zat lainnya.
9. Terapi
A.
Psikoterapi.
Jika
pasien gangguan kepribadian antisosial diimbolisasi (sebagai contoh, dimasukkan
di dalam rumah sakit) mereka sering kali menjadi mampu menjalani psikoterapi.
Jika pasien merasa bahwa mereka berada di antara teman teman sebayanya, tidak
adanya motivasi mereka untuk berubah menghilang. Kemungkinan karena hal
itulahkelompok yang menolong diri sendiri adalah lebih bergua dibandingkan
dipenjara dalam menghilangkan gangguan.
Sebelum
terapi dimulai, batas batas yang kuat adalah penting. Ahli terapi harus
menemukan suatu cara untuk menghadapi perilaku merusak diri sendiri pada pasien
dan untuk mengatasi rasa takut pasien gangguan kepribadian anti sosial terhadap
keintiman , ahli terapi harus menggagalkan usaha pasien untuk melarikan diri
dari perjumpaan orang lain. Dalam melakukan hal itu, ahli terapi mnghadapi
tantangan memisahkan kendali dari hukumandan memisahkan pertolongan dan
konfrontasi dari isolasi sosial dan ganti rugi
Penghalang
utama dalam pemberian treatment pada individu dengan gangguan kepribadian
disebabkan individu tersebut tidak terbuka bahkan kadang disertai permusuhan
(marah) kepada terapis ketika pemberian terapi. Kadang juga disertai dengan
penolakan atau berhenti total dalam masa pengobatan. Keberhasilan dari terapi
sangat dipengaruhi oleh motivasi dan kepatuhan pasien dalam pemberian treatment
yang memang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk penyembuhannya.
Psikodinamika.
Pada pendekatan ini terapis akan membicarakan kondisi pasien dan beberapa hal
mengenai isu-isu mengenai kesehatan mental secara profesional, Dalam
psikoterapi diharapkan pasien dapat menangani pelbagai permasalahan yang
dihadapi pasien, belajar hidup secara sehat, dan bagaimana bereaksi secara
tepat terhadap pelbagai problem dalam kehidupan sosial. Metode pelaksanaan
dapat dilakukan secara individu, kelompok atau keluarga
Cognitive-behavior
therapy (CBT). Bentuk terapi dalam CBT melibatkan pelatihan ulang terhadap
pemikiran dan cara pandang terhadap permasalahan-permasalahan yang muncul,
termasuk di dalamanya kontrol terhadap muatan-muatan emosi dan perilaku.
Dialectical
behavior therapy. Dialectical behavior therapy merupakan salah satu type dari
CBT berfokus pada coping skill, dalam terapi ini individu belajar mengontrol
perilaku dan emosi dengan teknik kesadaran penuh, pasien dibantu untuk mengenal
pelbagai muatan emosinya tanpa perlu bereaksi (mengontrol perilakunya) Terapi
ini efektif untuk penyembuhan gangguan kepribadian ambang.8
B.
Farmakoterapi.
Farmakoterapi
digunakan untuk menghadapi gejala yang diperkirakan akan timbul-seperti
kecemasan, penyerangan dan depresi, tetapi, karena paseien sering sekali
merupakan penyalahgunaan zat, obat harus digunakan secara bijaksana. Jika
pasien menunjukkan bukti bukti adanya gagguan defisit-atensi hiperaktivitas,
psikostimulan seperti methylphenidate(ritalin), mungkin digunakan. Harus
dilakukan usaha untuk mengubah metabolisme katekolamin dengan obat obatan dan
untuk mengendalikan prilaku impuls dengan obat antiepileptik1.
Antidepressants.
Doktor menganjurkan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs), seperti
fluoxetine (Prozac, Sarafem), sertraline (Zoloft), citalopram (Celexa),
paroxetine (Paxil), nefazodone, dan escitalopram (Lexapro), atau jenis
antidepressant lainnya venlafaxine (Effexor) untuk gangguan kepribadian yang
disertai dengan kecemasan dan depresi.
Monoamine
oxidase inhibitors (MAOIs). Jenis phenelzine (Nardil) dan tranylcypromine
(Parnate).
Anticonvulsants.
Jenis obat ini untuk mengurangi tingkat agresifitas dan perilaku impulsif.
Jenis yang dianjurkan adalah carbamazepine (Carbatrol, Tegretol) atau asam
valproik (Depakote). Selain itu juga topiramate (Topamax), jenis anticonvulsant
ini dianggap lebih efektif dalam menangani permasalahan perilaku impuls yang
tidak terkontrol.
Antipsychotics.
Individu dengan gangguan kepribadian ambang dan schizotypal beresiko kehilangan
dunia nyata, obat antipsychotic seperti risperidone (Risperdal) dan olanzapine
(Zyprexa) dapat membantu menghentikan pikiran-pikiran yang menyimpang. Untuk
gangguan perilaku kadang juga diberikan haloperidol (Haldol)
Obat-obat
ini haruslah dibawah kontrol dokter secara ketat, pemakaian berlebihan akan
memberikan beberapa efek samping seperti;
-
Sedasi dan inhibisi psikomotorik
-
Gangguan otonom (hipotensi, hidung tersumbat, gangguan irama jantung)
-
Gangguan ekstrapiramidal (tremor, sindrom parkinson, akatisia)
-
Gangguan endoktrin
-
Tardive dyskinesia
-
Sindrom neuroleptik maligna
Mood stabilizers. Jenis
lithium (Eskalith, Lithobid). Obat ini memberikan ketenangan bila terjadi
perubahan mood pada penderita gangguan kepribadian. Jenis-jenis medikasi
lainnya yang mungkin diberikan oleh dokter adalah alprazolam (Xanax) dan
clonazepam (Klonopin)
11. Sistem pakar untuk mendiagnosa gangguan kepribadian
Antisosial.
Sistem pakar
untuk mendiagnosa gangguan kepribadaian Antisosial adalah, dengan diadakannya
website yang menyediakan pelayanan secara online, yaitu dengan mendaftarkan
diri terlebih dahulu serta mengisi beberapa item untuk mendiagnosa gangguan
tipe kepribadian setelah itu baru diberlakukan konsultasi dengan psikolog atau
psikiater jika sudah memenuhi janji dan prosedur yang tersedia.
gloff,
JR, antisocial_personality_disorder.2010.
http://www.nml.nih.gov/medlineplus
Tanggal akses 4 November 2012.
NN.
Gangguan Kepribadian anti social. 15 mei 2009. http// benderahitam
wordpress.com, tanggal akses 4 November 2012
NN. Apa penyebab gangguan
kepribadian social. http://belajarpsikologi.com
tanggal akses 4 November 2012
Psikologi abnormal, edisi
ke 9.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar